Mikroba Pengurai Limbah Organik Domestik, Septic Tank dan Tambak ( GP-1)[7 Nov. 2010, 5:38:46]
Green Phoskko® ( GP-1) Activator [ 250 gr] dikemas dalam pack karton duplex @ 250 gram kemudian dimasukan kedalam karton per 20 pack setara 5 kg) . Green Phoskko® ( GP-1) adalah konsorsium mikroba unggulan probiotik ( terdiri bakteri aktinomycetes- spesies aktinomyces naeslundii, Lactobacillus spesies delbrueckii, Bacillus Brevis, Saccharomyces Cerevisiae, ragi, dan jamur serta Cellulolytic Bacillus Sp) - pengurai bahan organik ( limbah kota, pertanian, peternakan, kolam tambak sisa pakan dan feces, limbah rumah tangga dalam septic tank, limbah dapur, dll) . Menghilangkan panas pada tanah dasar tambak dan gas-gas beracun yang timbul akibat akumulasi sisa-sisa pakan dan udang/ ikan yang telah mati melalui fermentasi, mempercepat proses dekomposisi, menghilangkan bau busuk dan menekan pertumbuhan mikroba patogen.
DOSIS & TEKNIK APLIKASI
1. 1 ( satu) kg Green Phoskko® Activator dapat digunakan untuk tumpukan sampah, limbah maupun kotoran hewan ( pupuk kandang) sekitar 3 m3,
2. Larutkan atau campurkan 250 gr Green Phoskko® Activator dalam 10 – 40 ltr air, kemudian diaduk hingga merata ( bila tersedia tambahkan 250 gr dedak dan 100 gr gula pasir, 100 gram urea dan diaduk hingga merata) .
3. Diamkan sekitar 2 – 4 jam, dalam kurun waktu tersebut lakukan pengadukan 2 – 3 kali,
4. Siramkan larutan tersebut pada tumpukan sampah secara merata. Bila kelembaban sampah masih kurang, ciprati tumpukan bahan organik tersebut dengan air hingga mencapai kelembaban sekitar 60 - 65 % ,
5. Pertahankan proses pengkomposan secara aerob, dengan mengatur sirkulasi udara atau suplai oksigen melalui pipa paralon atau bambu ( diameter sekitar 7, 5 cm – 10 cm dan diberi lubang dengan diameter 1 cm dalam bentuk spiral) , ditusukkan ke dalam tumpukan dengan jarak sekitar 25 - 50 cm,
6. Tutup tumpukan sampah dengan terpal atau plastik untuk mengurangi penguapan dan pertahankan temperatur 60 – 65° C selama 2 – 3 hari. Selanjutnya lakukan pembalikan ( 5 – 7 hari sekali) dan atur kelembaban tumpukan sampah dengan menambahkan air hingga kelembaban sekitar 60 – 65% ( bila diperlukan pada pembalikan kedua gunakan Green Phoskko® Activator kembali) .
7. Proses dekomposisi pada tumpukan limbah pada bedeng terbuka secara tradisional ( open windrow) dilakukan sekitar 2 – 5 minggu
-----------------------------------------------------
Pemegang proyek yang berkaitan dengan kebersihan kota dapat mempertimbangkan penggunaan activator ini dengan cara melakukannya di pusat-pusat sampah kota ( pasar, perumahan, sentra peternakan dan lainnya) . Tanpa harus bermotif penjualan kembali hasil proses pengomposannya ( non-komersial) , jika saja sampah sudah terdekomposisi maka tidak berbau, berbagai kalangan akan memungutnya untuk digunakan amilioran/ tanah gembur ( melakukan packing dan repacking untuk dijual maupun ibu rumah tangga untuk tanaman hias dan bunga di pekarangan) .
---------------------------------------------------------
Penggunaan pada usaha ikan di kolam dan tambak, upaya sanitasi dan penumbuhan plankton sebagai bahan pakan, dilakukan dengan pembersihan air melalui dekomposisi oleh mikroba pengurai ini. Larutkan 2 sd 3 pack bagi keperluan 1 Ha, larutkan dalam 10 liter air kemudian masukan kedalam kolam atau tambak. Pembersihan limbah dilakukan setiap 3 bulan sekali bergantung pada kondisi air input dan tingkat cemaran kolam dan tambak.
-----------------------------------------------------------------
Pe ngguna an pada pengurangan limbah di WC dan septik tank, larutkan Green Phoskko® [ GP-1] bagi setiap 1 Pack @ 250 gram bagi 1 m3 limbah. Bermanfaat sebagai penguras WC tanpa sedot, mengatasi septic-tank yang penuh dan berbau, menambah dan mengaktifkan mikroorganisme di dalam septictank sehingga mempercepat proses penguraian kotoran manusia / feces menjadi gas asam organik dan karbondioksida ( CO2) serta air ( H2O) .
Konsorsium bakteri ini juga mampu mengurai feces didalam septic-tank ( menghilangkan bau) , membuka pori-pori tanah yg tertutup oleh feces sehingga air dapat meresap ke dalam tanah, menjaga kualitas ABT ( Air Bawah Tanah) karena yang terserap oleh tanah nanti adalah air bebas dari kandungan bakteri yang merugikan ( patogen) .