Ruqyah Kesurupan[23 Jul. 2011, 3:16:31]
Keterangan
Kisah team ruqyah kali ini menceritakan tentang serombongan turis asal Nederland ( Dutch) tempat dimana Van Persie dan Snider tinggal. Rombangan turis ini sedang berkunjung ke beberapa negara asia pada saat liburan musim panas, kecantikan alam dan budaya serta kultur yang beragam menjadi magnet yang kuat bagi para wisatawan asal eropa kembali berkunjung, eforia perjalanan itu terlihat ketika mereka berkunjung setiap negara yang mereka kunjungi
Di antara turis tersebut yang sangat Team Ruqyah kenal di antaranya adalah Merlien Natacha dan bundanya Dirah Djosari, mereka masih mempunyai darah Indonesia, tetapi mereka lahir dan menetap di Amsterdam. Darlien dan Michael adalah teman Merlien yang paling akrab di antara rombongan yang ikut. Merlien bekerja di Amro Bank di Amsterdam, sedangkan Dirah Djosari bekerja di Department Social di Amsterdam. Darlien adalah anak dari biro perjalanan travel yang memberangkatkan rombongan ini. Michael adalah seorang mahasiswa semester 3 di salah satu universitas ternama di Amsterdam ia adalah seorang musisi. Dan 20 orang lagi yang mengikuti rombongan tersebut adalah asli asal belanda.
Sebelum mereka ke Indonesia mereka singgah dan bebelanja di sebuah toko souvenir di negara Turki, pedagang tersebut mengatakan kalung yang mereka lihat selain cantik juga mempunyai unsur spiritual, yaitu bisa untuk keberuntungan dan penjagaan, karena terlihat eksotis mereka akhirnya membeli benda tersebut. Perjalanan tersebut akhirnya terhenti sejenak di rumah makan khas Turki, ada Kebab dan kari kambing yang terkenal itu.mereka makan sangat lahap dan sambil bercerita dan tertawa tapi memang begitulah suasana liburan yg terlihat sangat berkesan bagi mereka.
Malam itu terdengar suara gaduh ditempat mereka menginap disalah satu hotel berbintang di Istambul, para tamu berhamburan keluar kamar karena mendengar suara teriakan yg sangat keras dari beberapa kamar yang dihuni rombongan belanda itu, ternyata terlihat beberapa orang dari petugas hotel sedang berusaha memegangi seorang perempuan yg menurut informasi habis mengamuk dan menghancurkan semua benda yang ada di dekatnya. sosok perempuan itu ternyata merlien yang tanpa sebab yang jelas tiba-tiba saja mengamuk dan beringas dengan tatapan mata yang garang, ia mengucapkan sesuatu dalam bahasa Arab yang merlien tidak bisa bahasa tersebut, tetapi di malam itu ia mampu berkata kata dengan fasih dan jelas, ia mengaku sebagai seorang laki laki yang bernama Hasan, lalu datanglah dokter dari pihak hotel yang langsung menyuntikan serum penenang baginya sesaat kemudian merlien teridur karna pengaruh suntikan penenang itu. Belum sempat dokter itu beranjak terdengar lagi suara serupa yang datang dari kamar lain dan mereka segera bergegas kearah kamar itu ternyata Darlien dalam keadaan serupa dengan merlien tadi. Paramedis segera bertindak sehingga Darlien berhasil di tenangkan untuk sementara waktu.
Keesokan harinya ketua rombongan membahas apa yg sebenarnya terjadi pada kedua anggota rombongannya itu, Merlien mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mengingat apapun tentang hal kemarin dan ia hanya mengingat sebelum ia tak sadarkan diri hanya pusing dan mata berkunang kunang, begitupun Darlien apa yang ia alami adalah ada sesuatu yang tiba tiba saja ia rasakan seperti tengkuknya serasa dingin sebelum ia tak sadar dan pusing yg sangat, setelah itu ia tak ingat apa-apa, para saksipun berkata sama seperti perkataan mereka, ini sesuatu yang baru bagi agen perjalanan yang memberangkatkan mereka karena selama ini mereka sama sekali tidak pernah mengalami hal demikian, lalu mereka mulai mencari solusi apa yang paling baik untuk masalah yang mereka hadapi, dengan bantuan karyawan hotel tersebut ia mencari seorang yang biasa menangani hal seperti ini, yang biasa kita kenal sebagai orang pintar atau dukun, lalu mulailah dukun tersebut memulai ritualnya dengan menyembelih hewan ia lalu memercikan sebagian darah hewan tersebut ke dua orang ini dan sebagian ia buang di sekitar sungai , lalu ia mengatakan bahwa mereka telah terbebas dari pengaruh jahat yang menghinggapi mereka.
Singkat cerita hari hari mereka di turki tidak ada masalah lagi, kemudian rombongan itu melanjutkan perjalanan wisata mereka kesejumlah negara lain di Asia dan tak ada masalah seperti diatas, namun semua itu berubah ketika mereka mengunjungi negara Thailand, dimana kejadian serupa kembali terjadi lagi secara berturut turut selama 3 hari mereka dan ini membuat perjalanan rombongan ini menjadi tidak nyaman karena setiap kali mereka mendapati rombongannya ada yang terkena masalah, maka ketua rombongan tersebut harus mengurusi anggotanya yag terkena masalah kesurupan tersebut, sehingga banyak jadwal kunjungan mereka yang di batalkan. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk kembali mencari dukun setempat untuk menangani masalah ini, dan dengan bantuan orang lokal setempat mereka berhasil membawa dukun itu untuk menyembuhkan 2 orang turis asing itu.
Perjalanan liburan ini tidak menjadi hal yang menarik lagi bagi Merlien danDarlien karena hal yang mereka alami, apalagi menceritakan kepada teman dan kolega di belanda tentang bagaimana cerita liburan mereka itu sudah pasti tak mungkin, sehingga mereka sering terlihat murung dan bersedih, mereka mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada diri mereka, apakah yang menyebabkan semua ini bisa terjadi padahal mereka tidak pernah mengalami hal demikian seumur hidup mereka.
Bebrapa hari kemudian rombongan sesuai jadwal mereka tiba di Indonesia, tepat jam 16.00 waktu Indonesia bagian barat rombongan sampai di bandara soekarno hatta, namun tidak seperti yang mereka harapkan peristiwa kesurupan itu kembali terjadi pada saat mereka sedang menunggu bagasi, peristiwa heboh itu langsung menggemparkan orang disekitarnya karna Merlien dan Darlien mengamuk dan berteriak-teriak sangat keras, pihak bandara dengan sigap langsung menangani hal ini, mereka mendatangkan seorang Ustad dan meruqyah keduanya nemun Ustad tersebut mengalami kendala ternyata mereka tidak dengan mudah di sembuhkan, karna sudah 5 jam lamanya Ustad tersebut meruqyah 2 orang ini namun tidak ada perubahan, lalu dengan kesepakatan pihak rombongan mereka mendatangkan seorang dokter untuk membius mereka agar tenang.
Melalui perjalanan 1 jam lamanya pihak rombongan turis asal belanda itu menginap di salah satu hotel berbintang yg mampu menerapkan konsep syari’ ah yang sangat jarang di indonesia ataupun di dunia ini yaitu Hotel Pasar Baru di wilayah Pasar baru jakarta pusat. Dan uniknya nama hotel itu sama dengan nama di daerah mereka, yaitu Hotel Pasar Baru di Belanda tempat asal mereka.
Satu persatu dari rombongan itu memasuki kamar masing-masing, dan begitu pula Merlien dan Darlien yang terlihat di angkat oleh beberapa staff hotel untuk memasuki kamarnya. Sekitar pukul 02.00 dini hari kembali Merlien dan Darlien menggemparkan suasana, mereka mulai berteriak dan menghancurkan benda-benda disekitarnya, pihak security dan managemen hotel dibuat sibuk oleh keduanya, setelah berkoordinasi dengan semua pihak, manajemen hotel pasar baru memanggil beberapa orang Ustadz disekitar hotel itu untuk membantu proses ruqyah keduannya dan mulailah Ustadz-ustadz itu membacakan ayat-ayat ruqyah kurang lebih 6 jam lamanya, namun tidak ada hasil malah keduanya terlihat semakin garang dan buas sampai menyumpahi dengan kata-kata yang kasar dan tak senonoh dalam bahasa belanda dan bahasa inggris, kejadian ini membuat pihak hotel cukup panik mengingat kegaduhan itu membuat tamu tamu hotel yang lain sangat terganggu oleh ulah keduanya yg sedang kerasukan syaitan tersebut.
Managemen hotel berkoordinasi dengan berbagai pihak kemudian memanggil Team Ruqyah Abu Albani, dengan tergesa gesa Team Ruqyah datang memenuhi panggilan itu dan menemui kedua orang yang sedang kerasukan itu, pertama-tama Abu Albani segera terlebih dahulu menegakkan shalat sunnah 2 rakaat kemudian membaca ta’ awudz dan menyiapkan air ruqyah untuk diminumkan kepada pasien. Setelah membaca ayat-ayat ruqyah selama 15 menit terlihat Merlien siuman dan tersadar dari kerasukannya. Di sususul kemudian Darlien, mereka terlihat bingung apa yang sebenarnya terjadi. Abu Albani memberikan mereka air zam-zam yang telah dibacakan ayat qur’ an sebelumnya untuk diminum. Karena kedua orang ini bukan seorang muslimah maka Abu Albani meminta mereka berdoa menurut kepercayaannya masing masing. Dan memberikan nasehat yang baik bagi mereka. Beliau juga mengatakan bahwa besok pagi ia akan datang lagi untuk memeriksa keaadaan mereka selanjutnya. Melihat hasil yang sangat baik dari Team Ruqyah maka pihak rombongan turis asing itu yang diwakili oleh ketua rombongan Mr. Van Edgard mengucapkan apresiasi yang sangat dalam karena telah membantu mereka, tetapi ia menanyakan apakah kejadian ini dapat terulang lagi mengingat kejadian ini telah berulang berkali-kali sebelumnya. Abu Albani mengatakan bahwa esok ia akan mengecek keadaan kedua orang tersebut dan meruqyah mereka sekali lagi untuk memastikan agar hal tersebut tidak terulang lagi. karena permintaan pihak managemen hotel dan pihak rombongan team ruqyah menginap beberapa hari untuk menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.
Keesokan harinya abu albani mengumpulkan keduanya yaitu Merlien dan Darlien, dan ia mulai dari pertanyaan kapan hal ini bermula dan apakah yang di perbuat oleh mereka sampai hal ini terjadi. Keduanya menjawab bahwa mereka tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya seumur hidup mereka dan mereka pun tak tahu apa sebenarnya yang menjadi pemicu kejadian ini, kemudian Abu Albani menanyakan kepada mereka apakah mereka mempunyai benda benda yg bersifat mempunyai kekuatan magis atau semacamnya, keduanya mengatakan bahwa mereka pernah membeli sebuah kalung permata di Istambul ( TURKI) yang menurut penjualnya selain berbentuk cantik juga berguna untuk penjagaan dan keberuntungan namun apakah benda ini yang Abu Albani maksud? Abu Albani menjawab bahwa sesungguhnya asal muasal dari semua masalah ini adalah kalung tersebut mempunyai kekuatan jin di dalamnya, ia juga mengatakan bahwa jin yang bersemayam di kalung itu dari golongan Ifrit yaitu jin yg cerdik dan mempunyai kekuatan yang besar, yang dalam suatu riwayat mereka mampu memindahkan istana Ratu Biqis di zaman nabi Sulaiman, di dalam riwayat itu mereka sanggup memindahkan singgahsana Ratu Bilqis sebelum nabi sulaiman bangkit dari tempat duduknya. Dan dalam riwayat lainnya jin Ifrit ini yang ditugaskan syaitan untuk membakar Rasullullah dalam perjalanan mi’ raj namun Rasul berhasil mengalahkan mereka dengan kalimat tauhid dan ayat ruqyah.
Mendengar penjelasan Abu Albani mereka mengatakan tidak menginginkan kalung itu lagi dan mereka menyerahkan kalung itu untuk di musnahkan, lalu sesaat kemudian Abu Albani memulai proses ruqyah kepada mereka berdua kurang lebih 30 menit lamanya, dan tampak tidak terjadi reaksi apa-apa kepada keduanya. Abu Albani mengatakan mereka telah terbebas dari gangguan jin itu, mereka pun secara reflek langsung bersorak dan hampir saja memeluk Abu Albani karena gembiranya namun Abu Albani mengatakan bahwa didalam Islam tidak di perbolehkan wanita dan laki laki yang bukan mahromnya bersentuhan apalagi berpelukan, lalu mereka meminta maaf atas tindakan mereka tersebut. Kemudian keduanya menyampaikan kabar gembira itu kepada seluruh peserta rombongan dan merekapun memberikan selamat atas kesembuhan keduanya, mereka terlihat sangat lega karena dapat meneruskan perjalanan wisata mereka dan dapat menikmati liburan ini dengan baik tanpa terganggu dengan hal-hal seperti yang mereka alami beberapa hari sebelumnya. Merekapun memberi ucapan terima kasih kepada Team Ruqyah yang telah membebaskan saudara mereka dari masalahnya. Namun berbeda dengan Mr.Van Edgard, ia mengatakan bahwa dirinya tetap dalam kecemasan karena takut hal ini dapat terulang lagi, maka ia meminta kepada Abu Albani menemani mereka dalam lawatan mereka di indonesia selama 1 minggu untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi. Kemudian abu albani berkoordinasi dengan Team Ruqyah mengenai permintaan rombongan ini, akhirnya dengan berbagai pertimbangan dan juga rasa iba Abu Albani mengabulkan permintaan mereka .
Maka sejak hari itu dimanapun kota di pelosok indonesia ini rombongan itu berkunjung maka Abu Albani juga menyertai mereka, bahkan komunikasi mereka terlihat sudah sangat baik, beberapa turis asing disela sela-sela kunjungan mereka disejumlah kota terkadang terlihat berdiskusi dengan Abu Albani mengenai banyak hal, baik dari segi ekonomi dan politik indonesia sampai permasalahan agama yg ada di Indonesia, terlebih Merlien dan ibundanya Dirah Djosari mereka sangat antusias menanyakan beberapa pandangan islam terhadap hal yang berkaitan dengan hidup dan perikehidupan umat muslim mengenai ajaran yang mereka terima sejak mereka lahir, dengan senang hati Abu Albani menjawab berbagai macam pertanyaan dan tidak jarang ia memberikan penjelasan yang berasal dari al qur’ an dan hadits sebagai refrensi jawabannya. Sering juga mereka terlihat menatap keseharian Abu Albani dengan rasa ingin tau, seperti kenapa Abu Albani shalat lima waktu dalam sehari, kenapa juga Abu Albani sering membaca al qur’ an yg menurut mereka seperti nyanyian atau sejenisnya namun mereka merasakan setiap mendengar Abu Albani melantunkan ayat Al qur’ an yang ia baca mereka merasakan perasaan tenang dan syahdu. Maka dalam waktu 1 minggu interaksi Merlien dan Ibundanya menjadi sangat intens bersama Abu Albani, hanya untuk sekedar melihat keseharian Abu Albani, ternyata Allah aza wa jala telah menentukan sebuah takdir bagi kedua orang asing itu yang beragama Nasrani katolik, lalu Allah memberikan hidayah bagi keduanya. Mereka berpendapat setelah melihat secara langsung kehidupan seorang muslim, mereka berkesimpulan alangkah indah dan baiknya pandangan islam dalam banyak hal di kehidupan ini, maka tak terbendunglah keinginan hati mereka untuk memeluk agama islam, lalu mereka menyampaikan di hadapan seluruh peserta rombongan pada saat acara makan malam atas niat mereka untuk memeluk Islam, dan kedua orang tersebut meminta Abu Albani membantu mereka menunjukan bagaimana cara untuk mereka masuk islam sesuai tuntunan agama islam.
Maka keesokan harinya setelah berkoordinasi dengan banyak pihak Abu Albani mengajak mereka ke sebuah masjid di kota jogjakarta kota dimana mereka berada saat itu dan disanalah mereka mengikrarka keislamannya di hadapan kaum muslimin disana setelah shalat maghrib. Abu Albani terlihat terharu melihat hadirnya 2 saudara muslim yg ada dihadapannya, yang selama ini dalam cobaan terkena gangguan jin dalam liburan musim panas mereka, yang selama ini memiliki keyakinan beragama kristen katolik, namun sekarang sudah menjadi seorang muslim, Alla kembali menunjukan kebesarannya hanya dengan sutu sebab Dia telah mengubah kehidupan seseorang, apakah ia seorang muslim ataupun non muslim. Maka perhatikanlah wahai kaum muslimin betapa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu di muka bumi ini.
Singkat cerita mereka telah pulang kenegaranya di belanda namun kenangan dan perjalanan liburan mereka di Indonesia sangat berkesan di hati mereka paling terdalam, persahabatan dan silaturrahim mereka dengan Abu Albani sampai sekarang masih terjaga dengan baik.
Wallahu ‘ Alam Bisshowab.
Masukan ke Produk RekananKenalkan ke teman Anda