Keterangan :
SARANG SEMUT merupakan salah satu tumbuhan epifit dari hydnophytinae ( Rubiaceae) yang dapat bersimbiosis dengan semut dan dikatakan bersifat epifit karena tumbuhan ini menempel pada tumbuhan lain tetapi tidak hidup secara parasit pada inangnya sehingga hanya sebagai tempat menempel saja.
Kandungan dan Manfaat
Secara tradisi, sarang semut biasa digunakan sebagai tanaman obat oleh masyarakat pedalaman di bagian barat Wamena, Papua. Suku-suku di Bogondini dan Tolikara lazim memanfaatkannya untuk mengatasi rematik dan asam urat.
Sarang semut mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid berfungsi sebagai antidioksidan, yang bias mencegah sekaligus mengatasi serangan kanker. Mekanisme kerja flavonoid dalam mengatasi kanker dengan membuat karsinogen tidak aktif, penghambat siklus sel dan induksi apoptosis. Disamping itu, juga mengandung tokoferol. Tokoferol mirip vitamin E, yang berefek antidioksidan efektif. Tokoferol berfungsi sebagai antidioksidan dalam menangkal radikal bebas dan sebagai antikanker.
Dilihat dari kandungannya, maka sarang semut, menurut penelitian hampir bisa mengatasi berbagai jenis kanker. Demikian juga sarang semut bisa digunakan untuk mengobati penyakit jantung dan kebocoran jantung. Khasiat sarang semut dalam mengatasi jantung bocor diperkirakan akibat kandungan sarang semut yang kaya mineral. Sarang semut mengandung 0.37 g kalsium, 68.58 mg natrium, dan 3.61 g kalium per 100 g.
Dalam metabolisme tubuh, kalsium dan natrium berperan memperbaiki kerja jantung dan impuls saraf. Sedangkan kalium berperan mengatur ritme jantung. Jika kebocoran jantung disebabkan infeksi kuman, maka senyawa yang berperan mengatasinya adalah flavonoid.
Dalam banyak kasus flavonoid berperan langsung sebagai antobiotik dengan mengganggu fungsi mikroorganisme seperti bakteri atau virus. Senyawa flavonoid terkandung dalam serbuk maupun ekstrak air sarang semut.