Pengomposan adalah proses bahan organik mengalami penguraian ( dekomposisi) secara biologis, oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik ( C) sebagai sumber energi. Mengolah sampah organik dan membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses rekayasa ini meliputi penyiapan kondisi campuran bahan baku yang ideal ( CN ratio = 30/ 1 hingga 40/ 1) , pemberian air yang cukup, pengaturan intensitas aerasi ( ketersediaan oksigen) dan penambahan populasi bakteri pengurai dalam pengomposan. Diketahui, bau busuk yang ditimbulkan material ( sampah dan limbah) organik terjadi tatkala proses penguraian ( dekomposisi) berlangsung dalam kondisi tanpa oksigen atau intensitas aerasi rendah ( anaerob) , atau kadar air atau kelembaban rendah maupun terlalu kering serta suhu yang tidak kondusif bagi bekerjanya bakteri pengurai. Pada kondisi prasyarat bagi berlangsungnya penguraian ( dekomposisi) material organik tidak terpenuhi, bakteri akan diam dan tidur ( dorman) , saat sama akan terjadi reaksi anaerobik dan menimbulkan gas H2S maupun methana ( CH4) . Kedua jenis gas inilah yang dirasakan sebagai bau busuk.
Teknologi Biophoskko telah lama melakukan penelitian dan uji atas proses olah sampah untuk kepentingan di kota, yang tentu berbeda dibanding dengan pembuatan kompos di daerah pertanian. Menjiplak teknik lama tradisional, misal metoda bedeng terbuka ( open windrows) sebagaimana dilakukan di pertanian guna dilaksanakan di kota dalam kepentingan pengolahan sampah, akan menimbulkan berbagai masalah seperti kebutuhan luasan lahan, timbulan polutan bau, kebutuhan waktu proses dan tenaga kerja, yang kesemua hal itu sangat menentukan bagi kelayakan ( sosial, lingkungan dan ekonomi) pengelolaan sampah di perkotaan. Dengan dasar itu, CVSK berusaha menyajikan teknologi pengelolaan sampah dan limbah- khususnya bagi kepentingan di kawasan komersial ( hotel, restoran, pabrik, perumahan, apartemen) serta kawasan sosial ( pendidikan, sekolah, rumah sakit, tempat ibadah) yang tentunya akan berkaitan dengan kenyamanan masyarakat sekitar lokasi pengolahan sampah.
Dalam kaitan kepentingan pengolahan sampah dan limbah di perkotaan diatas, CVSK telah berhasil merekayasa dan mengisolasi mikroba ( probiotik) pengurai sampah dan aneka mineral bagi berlangsungnya pengomposan modern, higienis dan cepat. Aktivator dibuat dari isolasi bakteri yang timbul dari proses penguraian sampah kota yang memiliki perbedaan karakter dengan jenis sampah pertanian dan pedesaan. Sampah dan limbah di kota umumnya mengandung material daun, batang, protein dan lemak ( hewani) , minyak goreng, dan material lain yang berbeda dengan sampah di kebun, pertanian dan pedesaan yang didominasi sisa material tumbuhan. Mikroba pengurai ini adalah aktivator kompos Green Phoskko ® ( GP-1) dan mineral penggembur ( bulking agent) Green Phoskko ® ( GP-2) . Bagi berlangsungnya dekomposisi secara efektif dan efisien, dikembangkan pula alat mesin ( komposter) Biophosko ® baik skala rumah tangga, skala lingkungan dan Rotary Kiln skala bisnis komersial. Komposter ini sangat bermanfaat bagi pehobies taman dan pengelola pertamanan dalam membuat kompos dengan memanfaatkan bahan baku berasal dari sampah rumah tangga atau, bagi pengusaha mendapatkan bisnis - yang cepat menghasilkan dari mengelola sampah di perumahan, pabrik, pasar atau lingkungan apartemen. Bahkan, bagi kota- kota yang mengalami masalah dengan Tempat Pembuangan Sampah ( TPA) dan penanganan sampah Biophoskko ® akan sangat membantu menuntaskan masalah sampah sejak sumber atau lokasi penghasil sampah ( keluarga atau rumah tangga, restoran, mall, pasar, kantin pabrik, pasar sayur dan hotel) . Bagi skala besar, juga tersedia alat mesin Rotary Klin dengan pilihan kapasitas mengolah sampah 1 m3 ( 1/ 3 Ton) / 5 hari , 3 m3/ 5 hari setara 1 ton sampai 6 m3 ( 2 Ton) / unit mesin/ 5 hari.
Sampah kawasan komersial ( pasar, mall, hotel, restoran, apartemen, pertokoan, perumahan, pabrik dan sejenisnya) kini diwajibkan Undang undang No 18/ 2008 untuk dikelola secara mandiri. Dengan demikian, penguasaan teknologi proses pengelolaan sampah - yang bisa mengolah sampah secara modern, cepat, menguntungkan secara ekonomi ( menjadi bentuk baru yakni sesuatu yang bisa dijual dan bernilai seperti kompos dan pupuk organik cair) serta pengetahuan pemasarannya, akan menjadi daya tarik dan pendorong bagi semua pihak dalam melakukan pengelolaan sampah secara mandiri tersebut. Demikian juga bagi pengusaha jasa ( kontraktor, supplier, perusahaan jasa kebersihan) , penguasaan teknologi olah sampah akan menjadi modal dalam menawarkan jasa pengelolaan sampah ( cleaning service) kepada setiap kawasan komersial tersebut.
Sebagaimana diketahui, kompos adalah zat organik hasil proses erobic secara terkontrol ( temperature, pH, kadar air, rasio C/ N, dan kaya oksigen) . Dengan sendirinya bahan baku sampah dan limbah berasal dari makhluk hidup ( tumbuhan, hewan, manusia) dapat dikomposkan ( compostable materials) seperti daun bekas pembungkus, sisa potongan sayur dan buah, dan semacamnya. Dalam praktek proses aerasi pengomposan dapat diklasifikasikan berdasarkan perlakuan terhadap massa sampah, yaitu perlakuan massa bergerak ( movable treatment) dan perlakuan massa diam ( static treatment) . Perlakuan massa bergerak terdapat banyak turunan seperti in-vessel treatment, turned windrows, rotary kiln dan pengembangan teknologi pengomposan lainnya. Untuk kepentingan komersial bisnis digunakan desain operasi aerasi dengan pembalikan massa sampah ( turned windrows, rotary kiln ) sebagaimana yang kami kenalkan dalam instalasi produksi kompos kota ( IPKK) ini.
Instalasi Produksi Kompos Kota ( IPKK)
Pilihan teknologi menggunakan Rotary Klin, kapasitas olah sampah dan limbah 3 m3/ unit/ batch produksi/ hari, diperlukan 5 unit untuk suatu IPKK dengan modal investasi sekitar Rp 97.000.000 ( tergantung pilihan alat manual atau elektrik) - lengkap dengan alat pencacah ( chopper) , dan screen Tools ( diluar bangunan peneduh) . Mengelola sampah kota dengan hasil pupuk cair dan kompos padat menggunakan Rotary Klin yang membentuk 1 IPKK ini akan memerlukan biaya 4 kantong @ 7 Kg mineral ( bulking agent) Phoskko B @ Rp 5.000, -/ kg dan 1 kg ~ 4 Pack aktivator Phoskko A @ Rp 27. 500, - / kg atau total sekitar Rp 250.000, -/ proses batch produksi.
Dengan biaya itu, akan menghasilkan 40 % kompos padat dari berat bahan sampah organik ( atau semula 1 ton sampah, akan menjadi sekitar 400 kg kompos) . Disamping hasil kompos padat, terdapat 25 botol pupuk organik cair ( liquid organic fertilizer) @ Rp 20.000/ botol @ 500 ml - yang jika dinilai sekitar Rp 1. 400.000, -/ batch proses produksi. Sebagaimana diketahui, harga kompos Rp 1000, -/ kg ditambah harga pupuk organik cair Rp 20.000, - hingga Rp 40.000, -/ botol @ 500 ml.
Dengan mengolah sampah lingkungan sekitar perumahan berpendapatan tinggi, jasa pengelolaan sampah lingkungan akan memberi pendapatan tambahan berupa " retribusi " kebersihan yang umum dikumpulkan oleh Rukun Warga maupun developer. Dengan kapasitas 5 unit Rotary Klin dalam IPKK ini 3 m3/ hari akan mampu mengolah sampah dari sekitar 150 sampai 200 rumah.
Dengan makin dikenalnya pengomposan menggunakan teknologi media komposter Rotary Kiln, menjadi gairah baru adanya pembuatan kompos di rumah â € “ walaupun tidak untuk tujuan komersial- serta di lingkungan komunal ( misal RT, RW atau beberapa RT) . Teknologi Biophoskko ® ini kini telah terbukti dan dapat digunakan di lapangan di saat masyarakat menaruh perhatian atas masalah sampah kota. Bahkan, saat ini, makin banyak kepercayaan kepada industri penunjang pengolahan sampah skala komunal ini, yang kini tumbuh di Bandung, Cimahi dan Bogor, adanya permintaan dari beberapa Pemerintah Kota, instansi ( BKKBN) , PT Persero Gas Negara ( PGN) , PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk, PT Telkom, Tbk, PT Panasonic, Pertamina RU Cilacap, Pertamina RU Plaju, Medco Kaji Sumsel, PT Gudang Garam Tbk, PT Panasonic KIIC, PT Bridgestone, Pemkab Monokwari Papua, â € “ bagi pembinaan masyarakat sekitar ( PKBL) maupun program Corporate Social Responsibility ( CSR) . Pengguna lainnya semisal Bapedalda Donggala, Dinas Kebersihan Majalengka, Dinas Kebersihan Ambon, Cipta Kayra Karawang, KLH Bekasi, Pengusaha Bapak Petrus di Kutai Barat, Kukje Sangyo maupun permintaan pasar dari negara Malaysia ( Seremban, Kajang dan Johor) serta Brunei Darussalam.
Rotary Kiln Biophoskko ® ini dirancang khusus bagi keperluan menyediakan alat media bagi pengaturan jumlah masukan oksigen ( aerasi) dan menjaga kelembaban, PH dan temperatur ( suhu) tertentu agar aneka bakteri populasi tinggi ( 10 pangkat 8) - dalam aktivator Green Phoskko ( GP-1) - dapat bekerja efektif dan efisien mengurai material organik. Sebagaimana diketahui, setiap jenis bakteri memiliki karakter berbeda dan juga kebutuhan khusus untuk mampu mendekomposisi material agar cepat, berkualitas dan higienis. Dengan demikian, bagi berjalannya pengomposan sesuai dengan standar teknologi Phoskko ( penguraian cepat, higienis, menghasilkan kompos berkualitas, bebas penyimpangan dari timbulan ulat dan bau) maka, penggunaan paket lengkap alat dan aktivator Green Phoskko ( GP-1) serta penggembur ( organic atau bulking agent) Green Phoskko ( GP-2) sangat direkomendasikan.
Semoga dengan temuan teknologi dalam negeri ini, kita dapat berperan serta dalam mengatasi berbagai bencana lingkungan yang telah menyusahkan kita semua. Banjir di perkotaan akibat drainase buruk, salah satunya karena saluran air tersumbat sampah. Demikian halnya fenomena pemanasan global, salah satunya diakibatkan oleh timbulan methana ( CH4) dari setiap sampah dan limbah organik tanpa diolah. Belum lagi akibat kurangnya asupan organik pada bahan pangan, telah mendorong tingginya penyakit metabolisme sindrom ( metabolism syndrom) .
Bandung, Juni 2009
PT CIPTA VISI SINAR KENCANA ( CVSK) ,
www.kencanaonline.com
IR. Sonson Garsoni
+ 62-81572527115